puisi toto sudarto

2024-05-20


Puisi Toto Sudarto Bachtiar. Puisi Jembatan Tua Toto Sudarto Bachtiar: Sudah begitu lama, masih juga aku lalu Berapa banyak kaki. Sabtu, 23 Desember 2023 10:20 WIB. Penulis: Yudha...

Puisi Jendela Toto Sudarto Bachtiar: Dulu kutengok lagi dari sana, mungkin kau datang

Puisi "Kawan" karya Toto Sudarto Bachtiar menggambarkan pertemuan singkat antara penyair dengan seseorang yang ditemuinya di malam yang gelap. Kawan. Biasanya dia berjalan malam-malam Menggigil karena angin terlalu tajam Orang-orang memandangnya dengan membelalak Tapi aku tidak.

Toto Sudarto Bachtiar (12 Oktober 1929 - 9 Oktober 2007) adalah penyair Indonesia yang seangkatan dengan W.S. Rendra. Penyair angkatan 1950 - 1960 -an ini dikenal masyarakat luas dengan puisinya, antara lain Pahlawan Tak Dikenal, Gadis Peminta-minta, Ibu kota Senja, Kemerdekaan, Ode I, Ode II, dan Tentang Kemerdekaan.

Puisi "Perempuan Malam" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan gambaran alam dan perasaan yang dalam. Puisi ini menggambarkan perempuan yang merasa terasing, kesepian, dan dalam kegelapan.

Tentang Puisi dan Penulis: Toto Sudarto Bachtiar adalah seorang penyair terkemukan Indonesia yang dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 12 Oktober 1929. Penyair ini dikenal oleh masyarakat dengan dua kumpulan puisinya, yaitu Suara yang terbit pada tahun 1956 dan juga Etsa yang terbit pada tahun 1958.

Toto Sudarto Bachtiar. Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil. Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka. Tengadah padaku, pada bulan merah jambu. Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa. Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil. Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok.

Puisi: Ibukota Senja - Toto Sudarto Bachtiar (1929-2007) Posted on 31 Desember 2016 by Editor. Toto Sudarto Bachtiar (1929-2007) Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari. Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi. Di sungai kesayangan, o, kota kekasih. Klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi.

Toto Sudarto Bachtiar menggali inspirasi dari rudinnya kehidupan Jakarta. Pilih menepi dari arena kepenyairan di masa kematangannya. tirto.id - " Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari. Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi. Di sungai kesayangan, o, kota kekasih. Klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi.

Kesimpulan. Puisi Pahlawan Tak Dikenal oleh Toto Sudarto Bachtiar adalah puisi yang menggambarkan perjuangan para pahlawan tak dikenal yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Puisi ini mendorong kita untuk menghargai pahlawan-pahlawan yang tidak terkenal.

Peta Situs